Menulis adalah sebuah keberanian…
Berterima kasihlah pada segala yang memberi kehidupan.
Setiap tulisan merupakan dunia tersendiri, yang terapung-apung antara dunia kenyataan dan dunia impian.”
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari
sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Kalian boleh maju dalam pelajaran,
mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa
mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?
Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan
Kesalahan orang-orang pandai ialah
menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah
menganggap orang-orang lain pandai
Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih
dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Kalau mati, dengan berani; kalau hidup,
dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa
asing bisa jajah kita.
Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran,
dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua
pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran
apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan
membodohkan semua
Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain
Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri
Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa
hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa
memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.”
Jangan sebut aku perempuan sejati jika
hidup hanya berkalang lelaki. Tapi bukan berarti aku tidak butuh lelaki
untuk aku cintai.”
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
Dahulu dia selalu katakan apa yang dia pikirkan, tangiskan, apa yang ditanggungkan, teriakan ria kesukaan di dalam hati remaja.
Kini dia harus diam- tak ada kuping sudi suaranya.
Orang bilang ada kekuatan-kekuatan
dahsyat yang tak terduga yang bisa timbul pada samudera, pada gunung
berapi dan pada pribadi yang tahu benar akan tujuan hidupnya.”
Kalau kemanusiaan tersinggung, semua
orang yang berperasaan dan berfikiran waras ikut tersinggung, kecuali
orang gila dan orang yang berjiwa kriminal, biarpun dia sarjana
Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirannya.”
Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri
Setiap pejuang bisa kalah dan
terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang
terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu
bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup
kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah.”
Kita semua harus menerima kenyataan, tapi
menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi
berkembang. Karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru.
Kalau tak ada orang mau membikin kenyataan-kenyataan baru, maka kemajuan
sebagai kata dan makna sepatutnya dihapuskan dari kamus umat manusia.”
Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya,
dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakatnya-masyarakat yang
menaikkannya, atau yang membiarkannya naik…. Pohon tinggi dapat banyak
angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon tinggi
Pernah kudengar orang kampung bilang :
sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya,
sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya.”
Saya selalu percaya–dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis–bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang.
Kau Pribumi terpelajar! Kalau mereka itu,
Pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar.
Kau harus, harus, harus, harus bicara pada mereka , dengan bahasa yang
mereka tahu
Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih
dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin,
akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.
Jangan anggap remeh si manusia, yang
kelihatannya begitu sederhana;biar penglihatanmu setajam elang,
pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa,
pendengaran dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan;
pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput.”
Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia.”
Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun
tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh
sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi
sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu
atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal?”
Pada akhirnya persoalan hidup adalah
persoalan menunda mati, biarpun orang-orang yang bijaksana lebih suka
mati sekali daripada berkali-kali.”
Jarang orang mau mengakui, kesederhanaan
adalah kekayaan yang terbesar di dunia ini: suatu karunia alam. Dan yang
terpenting diatas segala-galanya ialah keberaniannya. Kesederhaan
adalah kejujuran, dan keberanian adalah ketulusan.
Cerita tentang kesenangan selalu tidak
menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupannya , tapi
tentang surga, dan jelas
tidak terjadi di atas bumi kita ini.”
Setiap pengalaman yang tidak dinilai baik
oleh dirinya sendiri ataupun orang lain akan tinggal menjadi sesobek
kertas dari buku hidup yang tidak punya makna. Padahal setiap pengalaman
tak lain daripada fondasi kehidupan
Barang siapa mempunyai sumbangan pada
kemanusian dia tetap terhormat sepanjang jaman, bukan kehormatan
sementara. Mungkin orang itu tidak mendapatkan sesuatu sukses dalam
hidupnya, mungkin dia tidak mempunyai sahabat, mungkin tak mempunyai
kekuasaan barang secuwil pun. Namun umat manusia
akan menghormati karena jasa-jasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar