Sadar
ada banyak hal yang ingin aku ungkapkan saat itu, tapi rasanya tidak perlu
karna keinginanmu terlalu kuat untuk itu. Kamu seseorang yang datang sebagai
penyembuh lukaku yang aku pikir tidak akan menjelma sebagai pembunuh
hatiku.kamu memaksaku untuk mematikan perasaan ku padamu yang aku rasa takan
semudah apa yang kamu katakan.
Kamu
tahu kan sedamba apa aku padamu, sedalam apa aku terluka. Kamu paham bagaimana
susahnya aku menjaga rasamu. Kamu membunuhku dengan segala pikiranmu,sakit
rasanya hatku saat aku tidak pernah berharga dimata orang yang sangat aku
cinta.
Bagamana
pun kita pernah saling belajar mencintai mencoba saling mengerti dan menerima
satu sama lain, meski pada akhirnya hanya menyisakan luka di Hati. Kamu tetap
menjadi orang yang pernah membuatku merasa paling bahagia, meski begitu sering
menumbuhkan sesak didada. Dan setidaknya kita pernah mencoba untuk mengekalkan
, tetapi gagal.
Dan
nanti saat aku mengingatmu kembali sedalam apapun luka itu, biarlah kenangan
atas mu ku jadikan sebagai cara Menikmati Luka Paling Manis.
Terimakasih
pernah bersedia bersama,meski akhirnya aku sadari kamu datang bukan untuk
bersedia bersama-sama selamanya. Termakasih untuk hal-hal yang pernah kita
jaga. Hiduplah dengan baik-baik disana. Suatu hari mungkin kamu akan kangen,
begitupun aku. Tidak ada yang salah. Terimakasih kakorip, luka dan bahagia yang
berakhir perih.