Social Icons

Selasa, 25 Maret 2014

Untuk Kamu yang Tidak aku sebut "Sahabat"



Bertemu kita di pagi itu,pagi yang cerah pastinya,saling mengenal kita bertahun lalu.
Hanya sepermainan yang dipertemukan atas dasar pertalian kekerabatan, di tengah dunia pergaulan kita yang itu-itu saja. Pun demikian, lingkaran itu tetap menahanmu di lini dua, belum menembusnya ke lini utama.
Jika keluarga dibangun dengan ikrar pertautan, sedang para pecinta berikrar kesetiaan, maka kita hanyalah dua orang yang saling mengenal tanpa janji, saling bersapa tanpa puji. Hanya dua manusia yang terpaksa saling mengenal, di tengah dunia pergaulan kita yang itu-itu saja.
Bertanya aku kemudian, apakah persahabatan membutuhkan sebaris janji? Apakah selayaknya sejoli yang timbal balik saling menyimpan sekalimat arti?
Karena pagi ini, kamu yang tidak aku sebut sahabat, telah menjadi saksi atas ceritaku yang terucap melalui bulir-bulir bening di pipi. Demikian pun dengan retinaku yang menangkap pilu yang berkaca di matamu, serta aliran jernih yang terusap pelan telunjukmu. Pagi ini, kamu yang tidak aku sebut sahabat, kita berbagi air mata dan sebongkah beban di dada.
Jika percayaku mahal harganya, maka pagi tadi dengan sukarela ku obral murah kepada kamu yang tidak aku sebut sahabat. Tanpa label, tanpa ikrar sebagai alat bayar.
Banyak cerita yang aku bagi dengan mu pagi tadi, banyak cerita juga yang aku dengar darimu, kita saling berbagi cerita,saling memberi pelajaran hidup yang begitu berarti(mungkin hanya untuk ku). Ucapan mu yang sampai saat ini masih mengudara ditelinga ku perihal “Kehidupan” yang kita jalani itu berbeda, “ pahit manis nya hidup yang dirasakan oleh setiap orang itu berbeda” itu kata mu tadi.tiap orang punya cara sendiri untuk mereka menciptakan bahagianya. Begitupun kamu yang meyakini bahwa dengan cara “Mendengar Cerita orang lain dan menjadikan itu sebagai Pelajaran Hidup Tanpa mereka Harus Tau Cerita Kita” adalah cara untuk kamu merasakan bahagia walau sebenarnya hati mu lelah. Aku memahami itu dan aku akan memulai hal yang sama untuk menemukan “KEBAHAGIAN”ku. Dengan cara yang kamu ucapkan “Menutup Hati dan mulai Terbuka dengan Orang Lain”. Aku akan belajar membuka diri seperti dulu , membuat banyak relasi dengan orang lain karna aku sadar aku terlalu menutup diri dengan lingkungan luar hanya karna aku tidak percaya dengan orang yang baru aku kenal, tidak percaya dengan yang namanya teman. Karena aku mungkin lelah . lelah karena terlalu banyak orang yang hanya sekedar DATANG dan lalu PERGI dari hidupku, dan sebagian mereka yang hanya mendekati ku ketika mereka membutuhkan ku.sehingga aku malas untuk membuka diri dengan mereka
Pagi ini aku mendapatkan pelajaran hidup kembali. Sesuatu yang terlambat aku sadari,sesuatu yang harusnya aku pahami dari dulu sesuatu itu adalah Ketika kita didekati oleh sebagian orang hanya untuk sekedar memanfaatkan kita , kita jangan membalasnya tapi biarkan mereka seperti itu, nanti juga mereka akan paham dengan sendirinya dan kita ? kita akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari nikmatnya “BERBAGI”. Hal lainnya yaitu biarkan orang orang yang Datang lalu Pergi dikehidupan kita dengan meninggalkan Luka. Tapi jika suatu saat salah satu dari mereka kembali ? bisa jadi itulah orang yang menyayangi kita dengan tulus. Dan intinya yang aku harus lakukan adalah menepati janjiku kepada mu untuk “Menutup Hati dan mulai Terbuka dengan Orang Lain”.
Aku percaya Sang Maha senantiasa menitipkan malaikatnya, terselip di jiwa-jiwa yang tidak pernah aku sadari hadirnya. Pagi ini sekali lagi malaikat menerobos satu dinding jiwa, mendekapku tanpa aba-aba. Sekali lagi aku diingatkan bahwa aku tidak pernah sendirian..
Untuk kamu yang tidak aku sebut sahabat, rasanya hadirmu pagi ini tidak layak untuk sekedar dibandingkan dengan sebaris label persahabatan yang dapat kusematkan.
Semoga dapat saling membantu kita di dunia dan kelak setelahnya.TERIMAKASIH !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates